“upaya untuk memperhatikan dan merasakan, tanpa berupaya menghakimi, sensasi fisik, emosi dan pikiran terhadap aspek2 riding saat berkendara motor pada saat ini, dan bukan yang lain”
Sebagai orang yang berhobby naik motor, tentunya salah satu tujuan naik motor adalah agar bahagia. Lha terus bagaimana supaya berbahagia saat naik motor ? Ooo gampang, ya naik motor yang bagus, kenceng, cc besar, melewati jalan yang mulus, cuacanya sejuk, pemandangan bagus, ditemenin sama pembonceng yang cantik, hihihi semoga bos Nyonyah nggak baca blog ini, tapi kalo pun baca ya nggak apa2, lha bos Nyonya saya cantik jelita jhe. Lhaaa tapi kan susah mendapatkan hal2 ideal itu semua pas kita riding, iya toh ? Tidak setiap kali kita riding, semua hal ideal tersebut dapat kita dapatkan. Most of the time justru kita terpaksa berhadapan dengan hal2 yang serba tidak ideal. Lhaa tapi kan tetep aja, kita pengennya hepi alias bahagia setiap kali riding to ?
Naa kalo dari pengalaman saya yang sebetulnya juga belum banyak ini, ada satu hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan kebahagiaan saat riding, yaitu : ridefulness 🙂 Opo meneh iki ? Kalo nyari di kamus atau google ya nggak akan nemu artinya itu, lha wong itu saya ngarang sendiri kata2nya, biar pada mau baca blog saya ini, hehehe. Definisinya ya yang ada di awal tulisan itu :
“upaya untuk memperhatikan dan merasakan, tanpa berupaya menghakimi, sensasi fisik, emosi dan pikiran terhadap aspek2 riding saat berkendara motor pada saat ini, dan bukan yang lain”
Jadi ya kita dengan upaya sadar berusaha memperhatikan setiap sensasi indera, perasaan dan pikiran kita, tanpa berusaha menghakimi. Naa ini nggak gampang lhoo. Dan ini diterapkan ke aspek apapun pas kita riding, ya terkait motor, terkait lingkungan, terkait lain2nya juga. Misalkan pas kita naik motor, terus ada sesuatu yang nggak mengenakkan, naaa justru ini seru, coba sambil riding kita berusaha telusuri, apa ya… yang bikin nggak enak. Apa mesin, apa kopling, apa kaki. Terusss kita berusaha rasakan, dan focus, naaa tapi tanpa menghakimi, tanpa mengumpat, tanpa misuh2, disadari aja, wahaa lagi ada masalah nih, coba dicari. Sukur2 di jalan kita bisa sambil troubleshooting. Kalo pun sambil ada yang bonceng, terus yang bonceng marah2, yaaa didengerin aja, sambil dalam hati mikir “wahaa, yang bonceng lagi marah2 nih, kira2 abis ini omong apa lagi yaa… coba saya tebak… eee bener… eee salah”, gitu, he3. Kalo pun terkait dengan yang lain, misalkan cuaca lagi dingin, yaa dirasakan dan disadari aja, “waahaaa dingin nih, coba kalo aku sambil lebarin tangan… wooo mendingan, atau coba kalo dirapetin tangan… wooo mendingan”. Tapi kalo dingin sampe gak ketahan ya mending berhenti dulu kalo saya, lha wong balung tuwo. Termasuk pas macet, dan hal2 lain yang tidak menyenangkan. Naaa kalopun yang terjadi adalah hal yang menyenangkan ? Yaaa sama, kita rasakan secara penuh “waaahaa cuaca adem, jalan kelok2nya asik, pemandangan baguss, bau tanah basahnya enak ini”, terus diikuti dengan bersyukur “Alhamdulillah” 🙂 Salah satu tips lain adalah dengan memperhatikan salah satu aspek spesifik dari riding kita pada satu saat. Misal mesin saja, kaki2 saja, pemandangan saja, dst, kemudian beralih. Tapi rahasianya adalah, saat riding ya fokuskan sense dan pikiran kita ke berbagai aspek dari riding tsb, tanpa menghakimi, jangan mikirin tanggal tua, tagihan kartu kredit, putus pacar, dll. Pokoknya fokus ke riding aja 🙂 jangan pikirin yang lain selain riding lah prinsipnya, begitu mikirin yg lain, kemungkinan besar jadi gak hepi ridingnya, dan jadi bahaya.
Sambil menjalankan ridefulness ini, kita biasanya jadi makin kenal dengan motor kita juga 🙂 dan biasanya jadi makin sayang. Dan lebih jauh, kita juga makin sayang sama lingkungan yang kita lewati, dan ujung2nya kita makin senang dengan riding 🙂
Jadi ya kuncinya itu aja, disadari, diterima, disyukuri, tanpa menyalahkan / menghakimi 🙂 Singkatnya ya dinikmati secara penuh ridingnya sambil pasrah dan ikhlas 🙂
Simpel kan ?
(catatan : selain sharing, alasan lain saya bikin tulisan ini, supaya saya bisa majang foto2 narsis saya, hahaha)
TAMBAHAN 🙂
ada rekan saya, Kang Rendra Hertiadhi rider kawakan senior yang menambahkan dengan sesuatu yang sangat penting : DOA. Kata beliau, awali setiap kali mau riding dengan DOA dan BIG Smile, I couldn’t agree more 🙂